Thursday 30 March 2017

Epidemiologi Penyakit Tumbuhan (MODUL 7)


Kegiatan Belajar 1
Unsur-unsur Penting dalam Perkembangan Penyakit

            Perkembangan penyakit tumbuhan ditentukan oleh interaksi antara tiga komponen penting penyakit tumbuhan, yaitu inang yang rentan, potogen yang virulen, serta lama  dan intensitas faktor lingkungan yang sesuai bagi perkembangan patogen.

A.      Peranan Faktor Tanaman Inang
Epidemi hanya terjadi jika terdapat tumbuhan rentan yang ditanam secara meluas, terlebih bila ditanam secara monokultur. Dengan demikian perubahan cara bercocok tanam dan pengembangan kultivar baru dengan ketahanan vertikal sangat menentukan terjadinya epidemi.

B.       Peranan Faktor Patogen
Patogen yang virulen memiliki kemampuan untuk menginfeksi tanaman inangnya secara cepat dan berkembang baik dengan cepat pula untuk menghasilkan sumber inokulum yang lebih banyak. Patogen-patogen membentuk beberapa macam inokulum.
Pada umumnya penyebaran patogen terjadi secara pasif, walaupun beberapa jenis bakteri dan nematoda dapat “berenang” untuk penyebaran dalam jarak yang sangat pendek. Agnesia penyebar patogen yang penting adalah air, angin, serangga, hewan-hewan lain, dan manusia
.
C.      Peranan Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan dapat  mempengaruhi keadaan patogen dan tanaman inang. Kondisi lingkungan menentukan perkembang biayakan , penyebaran, dan kemampuan menginfeksi patogen. Selain itu, kondisi lingkungan juga mempengaruhi jumlah dan aktivitas (serangga) vektor. Faktor lingkungan terpenting yang dapat mempengaruhi perkembangan epidemi penyakit adalah kelembaban, dan suhu.

D.      Peranan Faktor Budidaya Tanaman Yang dilakukan Manusia
Aktivitas manusia berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap terjadinya perkembangan penyakit, serta dapat meningkatkan atau menurunkan kemungkinan terjadinya epedemi. Aktivitas bercocok tanam oleh manusia mencakup antara lain kegiatan-kegiatan memilih lokasi, memilih bahan tanaman, menentukan teknik budidaya dan cara pengendalian hama dan penyakit tumbuhan.


Kegiatan Belajar 2
Pola Perkembangan Penyakit dan Pengukuran Penyakit

A.    Pola Perkembangan Penyakit
Dalam kurun waktu tertentu dapat digambarkan dalam bentuk kurva perkembangan penyakit. Secara umum pola perkembangan penyakit dapat dibedakan menjadi 3 bentuk kurva, yaitu 1).  Kurva jenuh untuk penyakit monoseklik, 2). Kurva segmoit untuk penyakit poliseklik, dan 3). Kurva bimodal untuk penyakit yang menyerang organ-organ tertentu tanaman.

B.     Pengukuran Penyakit dan Kehilangan Hasil
Pengukuran penyakit tanaman dilakukan untuk mengukur perkembangan penyakit (epedemik) dalam suatu tempat dan waktu secara kuantitatif dan juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit. Pengukuran pennyakit tumbuhan umumnya mencakup 3 hal penting, yaitu :
1.         Kejadian penyakit (kp), yaitu proporsi tanaman sakit atau yang menunjukan gejala dalam suatu pupolasi tanaman tertentu, tanpa memperhitungkan berat atau ringannya tingkat serangan. Rumusnya :


n = jumlah tanaman yang terserang
N = jumlah tanaman yang diamati
2.    Keparahan penyakit atau intensitas penyakit (ip), yaitu proporsi area tanaman yang rusak atau menunjukan gejala penyakit  dalam satu tanaman.  Rumus menurut Townsend dan Heuberger.


Ni = jumlah tanaman dengan skor ke-I
Vi = nilai  kategori serangan (I = 0,1, 2, 3,……, sampai t – skor tertinggi)
V = nilai kategori serangan tertinggi
3.    Kehilangan hasil akibat penyakit tanaman adalah proporsi dari hasil yang tidak dapat dipanen karena kerusakan yang disebabkan oleh penyakit secara langsung atau karena penyakit menyebabkan tanaman tidak dapat berproduksi.


Kegiatan Belajar 3
Peramalan Penyakit Tumbuhan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyusun sistem peramalan yang bermanfaat antara lain :
1.        Tumbuhan merupakan tanaman yang penting
2.        Penyakit dapat menimbulkan kerugian besar pada keadaan – keadaan tertentu
3.        Diperlukan keterangan yang cukup mengenai pengaruh berbagai faktor linkungan terhadap perkembangan penyakit
4.        Petani memiliki pemahaman yang baik tentang sistem peramalan dan siap menerapkannya
5.        Untuk penyakit yang bersangkutan telah tersedia cara pengendalian yang tepat
6.        Tersedia tenggang waktu yang cukup panjang antara diumumkannya hasil peramalan dengan kemungkinan timbulnya epidemi.

A.      Rumus Epidemologi Sebagai Dasar Peramalan Penyakit
Untuk penyakit terbawa tanah, seperti penyakit akar merah pada the (Ganoderma pseudoferreum), penyakit akan meluas dengan laju yang lambat.
Pada penyakit yang berkembang lambat, perkembangan penyakit dapat dihitung dengan rumus :

Xt = x0 + x0rt atau xt = x0 (1 + rt)

Xt      jumlah tanaman sakit setelah jangka waktu t
X0     jumlah tanaman sakit awal (t=0)
e       koefisiensi (2,7182)
r       laju infeksi (pertambahan tanaman persatuan waktu)
t       jangka waktu berlagsungnya epedemi
Sedangkan untuk penyakit yang berkembang cepat,yaitu bila t cukup besar dapat di gunakan rumus :

Xt = x0. ert

B.  Beberapa Contoh Sistem Peramalan
Sistem peramalan tersebut ada yang didasarkan atas pengamatan cuaca, populasi spora, dan populasi serangga vektor.
1.        Sistem peramalan berdasarkan jumlah inokulum awal.
Untuk melakukan peramalan di adakan pengamatan terhadap daun yang gugur pada musim semi untuk menentukan saat terlepasnya askus poral. Pengamatan selanjutnya juga dilakukan terhadap kondisi cuaca untuk meramalkan kemungkinan faktor cuaca yang kondosif untuk perkembangan inukulom sekunder.
2.    Sistem peramalan berdasarkan keadaan cuaca
a.         Sistem peramalan berdasarkan populasi serangga vektor
Bakteri penyebab layu jagung di Amerika Serikat bertahan hidup selama musim dingin di dalam tubuh serangga vektornya, yaitu sejenis kumbang.
b.        Sistem peringatan dini untuk petani

Dengan sisitem peramalan penyakit berbasis komputer sangat dimungkinkan untuk membangun sistem peringatan dini bagi petani sehingga petani dapat segera melakukan usaha pencegahan penyakit sedini mungkin. (k4:Hendra Saputra,M. Humaidi,Nely Elyani,Siti Elis Dayanti,Suryati)