Monday, 4 June 2012

Menghitung Besaran Kecepatan Cahaya (C) Berdasar QS. Sajdah: 5; Subhanallah....


Maha Suci Allah yang telah berfirman:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (QS. Al-Fushilat: 53)

Mengetahui besaran Kecepatan Cahaya (C) adalah sesuatu yang sangat menarik bagi manusia. Sifat unik cahaya yang menurut Einstein adalah satu-satunya komponen alam yang tidak pernah berubah, membuat sebagian ilmuwan terobsesi untuk menghitung sendiri besaran kecepatan cahaya dari berbagai informasi.

Seorang ilmuwan matematika dan fisika dari Mesir, Dr. Mansour Hassab Elnaby merasa adanya sinyal-sinyal dari Al Quran yang membuat ia tertarik untuk menghitung kecepatan cahaya, terutama berdasarkan data-data yang disajikan Al Quran. Dalam bukunya yang berjudul A New Astronomical Quranic Method for The Determination of the Speed C , Mansour Hassab Elnabymenguraikan secara jelas dan sistematis tentang cara menghitung kecepatan cahaya berdasarkan redaksi ayat-ayat Al Quran. Dalam menghitung kecepatan cahaya ini, Mansour menggunakan sistem yang lazim dipakai oleh ahli astronomi yaitu sistem Siderial.

Ada beberapa ayat Al Quran yang menjadi rujukan Dr. Mansour Hassab Elnaby:

Pertama,
“Dialah (Allah) yang menciptakan Matahari bersinar dan Bulan bercahaya dan ditetapkannya tempat bagi perjalanan Bulan itu, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan ” (QS. Yunus: 5).

Kedua,
”Dialah (Allah) yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan masing-masing beredar dalam garis edarnya” (QS. Al-Anbiya’: 33).

Ketiga,
“Dia mengatur urusan dari langit ke Bumi, kemudian (urusan) itu kembali kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS. Sajdah: 5).

Dari ayat-ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jarak yang dicapai “urusan” selama satu hari adalah sama dengan jarak yang ditempuh Bulan selama 1.000 tahun atau 12.000 bulan. Dalam bukunya, Dr. Mansour menyatakan bahwa “sang urusan” inilah yang diduga sebagai“sesuatu yang berkecepatan cahaya”.

**

Hitungan Kecepatan Cahaya Berdasarkan Al-Quran (Surat Sajdah: 5)

Dari ayat di atas dan menggunakan rumus sederhana tentang kecepatan, kita mendapatkan persamaan sebagai berikut:

C x t = 12.000 x L ……………(1)

C = kecepatan “sang urusan” atau kecepatan cahaya

t = kala rotasi Bumi = 24 x 3600 detik = 86164,0906 detik

L = jarak yang ditempuh Bulan dalam satu edar = V x T

Untuk menghitung L, kita perlu menghitung kecepatan Bulan. Jika kecepatan Bulan kita notasikan dengan V, maka kita peroleh persamaan:

V = (2 x phi x R) / T

R = jari-jari lintasan Bulan terhadap Bumi = 324264 km

T = kala Revolusi Bulan = 655,71986 jam, sehingga diperoleh

V = 3682,07 km / jam (sama dengan hasil yang diperoleh NASA)

Meski demikian, Einstein mengusulkan agar faktor gravitasi Matahari dieliminir terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang lebih eksak.

Menurut Einstein, gravitasi matahari membuat Bumi berputar sebesar:

a = Tm / Te x 360°

Tm = Kala edar Bulan = 27,321661 hari

Te = Kala edar Bumi = 365,25636 hari, didapat a= 26,92848°

Besarnya putaran ini harus dieliminasi sehingga didapat kecepatan eksak Bulan adalah

Ve= V cos a.

Jadi, L = ve x T, di mana T kala edar Bulan = 27,321661 hari = 655,71986 jam

Sehingga L = 3682,07 x cos 26,92848° x 655,71986 = 2152612,336257 km

Dari persamaan (1) kita mendapatkan bahwa C x t = 12.000 x L

Jadi, diperoleh C = 12.000 x 2152612,336257 km / 86164,0906 detik

C = 299.792,4998 km /detik


Hasil hitungan yang diperoleh oleh Dr. Mansour Hassab Elnaby ternyata sangat mirip dengan hasil hitungan lembaga lain yang menggunakan peralatan sangat canggih. Berikut hasilnya :

Hasil hitung Dr. Mansour Hassab Elnaby, C = 299.792,4998 km/detik

Hasil hitung US National Bureau of StandardC = 299.792,4601 km/ detik

Hasil hitung British National Physical Labs, C = 299.792,4598 km/detik

Hasil hitung General Conf on Measures, C = 299.792,458 km/detik


Subhanallahu Wallahu Akbar!

Lepas dari benar tidaknya interpretasi yang dilakukan oleh Dr. Mansour Hassab Elnaby, usaha demikian menunjukkan betapa kitab suci Al Quran memiliki tantangan bagi para ilmuwan untuk lebih kreatif dan tajam dalam mengungkap fenomena-fenomena alam.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar kebenaran yang diyakini. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang Maha Besar”. (QS. Al-Haqqah: 51-52)

Wallahu’alam bishshawwab
Billahi taufiq wal Hidayah

Semoga Bermanfaat

Note:
Catatan ini pertama kali di tulis oleh: Wildaiman, Alumni Matematika ITB, Guru Matematika Pondok Pesantren Al Masudiyah-Cigondewah Kab. Bandung,