Monday, 14 September 2020

Susu Beras Fortifikasi




Beras patah dan menir memiliki nilai gizi yang sama dengan beras kepala, hanya bentuknya yang berbeda. Agar nilai ekonominya meningkat, beras patah dan menir diproses lebih lanjut menjadi produk pangan bermutu tinggi. Salah satu alternatif pengolahan beras patah tersebut adalah menjadi susu beras.

Bahan baku utama pembuatan susu beras ditekankan beras patah dari beras berwarna karena kaya antioksidan. Selain itu ditambahkan juga protein nabati dan ekstrak sayuran sehingga menjadikan susu beras sangat kaya akan nutrisi. Oleh karena itu susu beras ini disebut juga dengan susu beras fortifikasi (diperkaya).

Susu beras fortifikasi tidak mengandung laktosa karena itu dapat dijadikan pengganti susu sapi bagi penderita lactose-intolerant, selain itu susu beras bebas kolesterol dan memiliki efek mengenyangkan sehingga baik bagi konsumen yang menjalani program penurunan berat badan. Susu beras fortifikasi menjadi salah satu pilihan bagi kaum vegan atau yang tidak memakan makanan yang bersumber dari hewani.

Kandungan nutrisi susu beras fortifikasi

Susu beras fortifikasi mengandung vitamin, mineral, dan asam lemak tak jenuh yang sangat baik bagi kesehatan. Defisiensi asam folat merupakan fokus permasalahan gizi yang terjadi di Indonesia.

Dengan kandungan asam folat yang sangat tinggi yaitu 599 µg yang mencukupi 150% AKG (angka kecukupan gizi) dalam tiap penyajian (250 mL), susu beras fortifikasi sangat baik sebagai sumber nutrisi ibu hamil dan menyusui serta nutrisi bagi balita.  Asam folat tidak dapat dibentuk oleh tubuh oleh karena itu diperlukan asupan yang berasal dari makanan atau suplemen dari luar tubuh. Asam folat berperan dalam pembentukan sel-sel otak, meningkatkan fungsi sistem syaraf, mencegah anemia pada ibu hamil, mencegah cacat lahir, berperan dalam pembentukan sel darah merah dan pertumbuhan anak, memperlambat penuaan dini dan lain sebagainya.

Selain itu susu beras fortifikasi mengandung vitamin B2 (Riboflavin) sebanyak 600 µg yang mencukupi 37,5% AKG dalam tiap penyajiannya. Riboflavin sangat penting untuk mencegah pre-eklampsia pada ibu hamil, mencegah anemia, mencegah penyumbatan darah, mempertahan kadar kolagen sehingga meminimalkan kerutan pada kulit, serta banyak manfaat lainnya.

Susu beras fortifikasi yang dibuat dari beras hitam memiliki aktivitas antioksidannya mencapai 773% lebih tinggi dibandingkan dengan susu kambing.  Zat antioksidan dari beras hitam ataupun merah berperan sebagai anti inflamasi, anti hipertensi, mencegah beberapa jenis kanker seperti kanker kolon, payudara, paru-paru, dan hati. Bahkan zat antioksidan dari beras hitam dapat mengurangi resiko penyakit jantung, diabetes tipe II, dan obesitas.

Apabila dibandingkan dengan susu beras impor yang beredar di Indonesia yang berasal dari negara Australia dan Korea, susu beras fortifikasi memiliki mutu rasa yang jauh lebih tinggi berdasarkan penilaian responden. DItambah lagi mutu nutrisi susu beras fortifikasi juga jauh lebih tinggi dan beragam dibandingkan dengan susu beras impor tersebut.

Susu beras fortifikasi: teknologi tepat guna yang murah

Susu beras fortifikasi memiliki potensi sebagai minuman fungsional (memberi efek kesehatan). Teknologi pengolahan susu beras fortifikasi telah siap diadopsi oleh UKM (Usaha Kecil dan Menengah) dengan modal usaha relative kecil. Teknologi tepat guna merupakan pilihan teknologi dan aplikasinya yang memiliki karakteristik terdesentralisasi, berskala kecil, hemat energi, padat karya, dan berkaitan erat dengan kondisi lokal.

Teknologi ini dirancang untuk masyarakat tertentu sesuai dengan aspek lingkungan, keetnisan, budaya, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Peningkatan nilai ekonomi beras patah menjadi susu beras fortifikasi dengan teknologi tepat guna merupakan pilihan tepat, agar masyarakat dapat menerapkan dan mendapatkan manfaat dari teknologi yang telah ada. (ZM/ES/Shr)

http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-berita/info-teknologi/susu-beras-fortifikasi