I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan apapun bentuknya baik itu perseorangan,
Firma (Fa), CV, maupun PT tentunya memerlukan pembiayaan. Pembiayaan adalah
suatu proses keluar masuknya dana. Perusahaan agribisnis juga memerlukan
pembiayaan. Agribisnis memiliki banyak sub sistem, salah satunya adalah
agribisnis pada subsistem hulu. Sub sistem ini menyangkut penyediaan sarana
produksi berhubungan dengan kegiatan pengadaan dan penyaluran. Kegiatan ini
mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan
sumberdaya agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi
kriteria tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.
Contoh perusahaan agribisnis sub sistem hulu yaitu
perusahaan pupuk, perusahaan di pengadaan bibit, pengadaan mesin pertanian dll.
Untuk perusahaan yang bergerak dipenyediaan pupuk contoh PT. Petro Kimia dan
untuk perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan benih contohnya PT East West
Seed Indonesia. Kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang pupoler di
Indonesia. Produk yang dihasilkannya pun terkenal.
B. Tujuan
1.
Menjelaskan tentang pembiayaan perusahaan agribisnis
2.
Menjelaskan perusahaan pupuk pupuk PT Petro Kimia
3.
Menjelaskan perusahaan PT East West Seed Indonesia
II.
A. Pembiayaan Perusahaan
Agribisnis Hulu
Perusahaan agribisnis adalah
perusahaan yang bergerak di bisnis pertanian. Agribisnis memiliki banyak
subsistem seperti subsistem hulu, sub sistem hilir, usahatani, dan sub sistem
pendukung. Setiap perusahaan tersebut memerlukan pembiayaaannya masing- masing.
Contoh perusahaan agribisnis sun sistem hulu adalah perusahaan pupuk seperti
perusahaan PT. Petrokimia. Pembiayaannya dapat dilihan pada bagan dibawah ini.
Pembiayaan sendiri contohnya
penanaman saham, pembiayaan dari asing contoh PMA, asuransi. Pembiaayaan intern
contohnya laba yang ditahan. Pembiayaan intrinsit contohnya pembiayaan yang
diambil dari penyusutan aktiva tetap.
Adapun sumber-sumber pembiayaan untuk mendukung pengembangan
agribisnis antara lain sebagai
berikut:
1.
Kredit
ketahanan pangan (KKP)
KKP adalah kredit investasi dan atau modal kerja yang
diberikan oleh Bank Pelaksana kepada petani, peternak, kelompok (tani dan peternak)
dalam rangka pembiayaan intensifikasi padi, jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, budidaya tebu,
peternakan sapi potong, sapi perah, ayam buras, itik, usaha penangkapan ikan dan pengadaan pangan gabah,
jagung dan kedelai. Dengan demikian untuk komoditas perkebunan yang lain tidak dapat
dibiayai dari skim KKP. Pola penyaluran KKP melalui pola executing, dengan sumber dana 100% berasal
dari dana perbankan dan resiko sepenuhnya ditanggung
oleh perbankan. Namun demikian, pemerintah masih menyediakan subsidi suku
bunga.
2.
Modal
Ventura
Modal ventura merupakan salah satu sumber pembiayaan non
perbankan yang dipergunakan untuk
semua sektor usaha produktif melalui kerjasama antara Perusahaan Modal Ventura
dengan Pengusaha
Kecil/Menengah. Beberapa
ketentuan tentang Modal Ventura adalah sebagai berikut :
• Penerima kredit : Pengusaha kecil dan menengah.
• Plafon kredit : - Perusahaan Modal Ventura daerah Rp. 100
juta.
- PT.Bahana Artha Ventura maksimun Rp. 500 juta.
• Pola pembiayaan : Pola penyertaan langsung dan bagi hasil.
• Jangka Waktu : 3 sampai 6 tahun
• Pelaksana : PT. Bahana Artha Ventura dan Perusahaan Modal
ventura Daerah.
3.
Dana
laba BUMN
Dana Laba BUMN merupakan salah satu sumber pembiayaan bagi
pengusaha kecil dan menengah
dengan suku bunga yang sangat rendah. Beberapa ketentuan tentang Dana Laba BUMN adalah
sebagai berikut :
• Penerima kredit : Pengusaha kecil dan koperasi
• Plafon kredit : maksimal Rp. 25 juta
• Suku bunga : 6% per tahun
• Jangka waktu : 2 tahun
• Sumber dana : BUMN setempat
4.
Pegadaian
Perum Pegadaian telah melaksanakan uji coba gadai gabah di
Kabupaten Indramayu bekerjasama
dengan Ditjen Bina Sarana Pertanian dengan hasil cukup baik. Perum Pegadaian merencanakan
pengembangan sistem tunda jual di beberapa propinsi sentra produksi padi,
seperti Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan sebagainya. Prinsipnya
petani dapat memperoleh
kredit dari pegadaian dengan jaminan gabah, terutama pada saat panen raya pada
saat harga
gabah turun. Dengan demikian Perum Pegadaian juga merupakan salah satu
alternatif sumber pembiayaan
untuk pengembangan alsintan. Namun suku bunga gadai cukup tinggi, yaitu 1,75%
per 15
hari maksimum 4 bulan, karena sumber dana yang digunakan berasal dari kredit
komersial
5.
Skim
kredit komersial
Skim Kredit Komersial merupakan sumber permodalan dengan suku
bunga komersial dan dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan sektor pertanian. Secara garis besar skim
kredit komersial
antara lain adalah:
a.
KUPEDES
(Kredit Umum Pedesaan) dari BRI
KUPEDES merupakan sumber permodalan di pedesaan yang
disalurkan oleh BRI Unit kepada masyarakat
pedesaan untuk sektor pertanian, industri dan jasa.
b.
SWAMITRA
dari Bank Bukopin
c.
Kredit
Usaha Kecil dari BNI
d.
Kredit
Usaha Kecil dari Bank Danamon
e.
Kredit
BCA
f.
Kredit
Usaha Kecil dari Bank Mandiri
g.
Kredit
Usaha Kecil dari BII
h.
Kredit
Kepada Pengusaha Kecil dan Mikro dari Bank Niaga
i.
Kredit
Modal Kerja dari Bank Agro Niaga
j.
Lembaga
Keuangan Mikro (LKM)
B. Perusahaan Pupuk PT
Petrokimia
PT.Petrokimia Gresik
merupakan salah satu BUMN dan pabrik pupuk kedua setelah PT. Pusri Palembang berdiri dengan nama
proyek PT Petrokimia Surabaya tahun 1960 dalam bentuk PERUM.(Perusahaan Umum)
dan tahun 1970 berubah menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT. Petrokimia Gresik (Persero)
sampai sekarang PT. Petrokimia Gresik memiliki bidang usaha sebagai berikut :
1.
Industri pupuk terdiri dari ZA, TSP, TSP PLUS Zn
2.
Industri pestisida
3.
Industri kimia
4.
Industri pabrik.
5.
Jasa Rancang bangun dan perekayasaan dan jasa lain
PT Petrokimia Gresik berdiri
dengan menempati areal seluas 450 Ha. Daerah yang ditempati terletak di 9 desa
( Desa Ngipik, Tiogo Pojok, Sukarame,
Kebomas, Pojok Pesisir, Romo Medoran, Randu Agung, Tepen, Tiogo Patut. Semua
tersebut berada dalam 3 wilayah kecamatan yaitu Gresik, Kebomas, dan Manyar.
PT Petrokimia Gresik memiliki
3 misi BUMN yang menguntungkan bagi negara dan bangsa Indonesia baik sebagai
fingsi sosial maupun fungsi ekonomi.
3 misi tersebut antara lain :
1. Sebagai unit ekonomi yang produktif,
efesien dan menguntungkan. Perusahaan harus dapat memupuk dan baik untuk negara
selaku pemegang saham maupun untuk pengembangan usaha dalam mengembang tugas
pokok sendiri.
2.mSebagai stabilitator ekonomi yang menunjang
program-program perekonomian negara.
3. Menunjang development agent
(penggerak pembangunan) untuk sektor pertanian dan lainnya.
Fungsi Sosial :
1.
Kesempatan perusahaan dalam menunjang tenaga kerja sehingga dapat membantu
pemarintah dalam mengurangi pengangguran.
2.
Pembinaan usaha yang sejalan dan ada
hubungan dengan perusahaan untuk membantu sistem pembinaan bapak angkat dan anak angkat.
3.
Melakukan pembinaan dengan mengadakan lokal latihan keterampilan, untuk
menampung pemuda putus sekolah.
4.
Pembangunanan dengan fasilitas-fasilitas kesejahteraan masyarakat
baiksebagai sarana ibadah, sarana olahraga, koperasi, balai kesehatan serta
penelitian.
5.
Bekerjasama lembaga-lembaga pendidikan langsung dengan untuk membantu
mahasiswa yang akan melakukan kerja praktik , pengamatan lapangan serta
penelitian.
6.
Pengadaan dan membantu masyarakat sekitarnya melalui sekolah, air bersih,
alat-alat olahraga dan lain-lain.
Fungsi ekonomi antara lain :
1.
Menghasilkan pupuk dan bahan kimia lainnya baik untuk dalam negeri maupun
untuk diekspor sehigga dapat menghasilkan devisa bagi negara.
2.
Merupakan sumber pendapatan bagi negara melalui pajak pedapatan dan pajak
penjualan.
3.
Mengamankan kebijakan pemeritah khusus dalam mencapai swasembada pangan.
4.
Pelopor zona industri yang tangguh di Gredik, dalam upaya menunjang industri nasional.
PT Petrokima
memiliki struktur organisasi, adapun struktur yang diterapakannya adalah tipe
lini dan staf. Unit kerja yang ada dalam perusahaan antara lain secara umum : Direksi,
kompartemen, pembantu direksi, unit bantuan, unit pelaksana.
PT. Petrokimia memiliki fasilitas produksi, yang terdiri
dari beberapa pabrik yang dibagi dalam 3 unit departemen produksi yaitu:
a.
Unit Produksi atau Unit Pupuk Nitrogen
Unit ini jumlah kapasitas produksinya 650.000
ton pupuk ZA/tahun terdiri atas 3 pabrik yaitu :
1.
Pabrik pupuk ZA (1972) kapasitas pabrik 200.000ton/tahun.
Bahan bakunya Amonia dan asam
sulfat.
2.
Pabrik pupuk ZA II (1979) Kapasitas 250.000ton/tahun.
Bahan bakunya berupa Gipsum dan limbah proses pembuatan
asam sulfat
3.
Pabrik pupuk ZA III (1986)
Bahan bakunya amonia dan asam
sulfat.
4.
Pabrik pupuk UREA (1994) kapasitas produksi 445.000 ton/tahun.
Selain ketiga produk tersebut
, juga menghasilkan produk samping untuk dijual yaitu :
- Amoniak, kapasitas produksi 445.00
ton/tahun. Digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk ZA dan Urea.
- Asam sulfat : kapasitas produksi 168.000
ton/tahun. Digunakan sebagai bahan baku pembuatan ZA.
- CO2 cair dan Es kering (dry ice)
- Nitrogen gas.
- Nitrogen cair
- Oksigen gas
- Oksigen cair
b. Unit Produksi II atau Unit
pupuk Fosfat
Unik produksi ini terdiri 2
pabrik fosfat dengan kapasitas produksi 1.200.000 ton/tahun, sebagai berikut :
1.
Pabrik pupuk fosfat I (1979) dengan kapasitas Pupuk TSP 600.000 ton/tahun,
atau dengan variasi sebagai berikut : Pupuk TSP 400.000 ton/tahun, pupuk DAP
80.000 ton/tahun, pupuk NPK 50.000 ton/tahun.
2.
Pabrik Fosfat II (1983) kapasitas produksi 600.000 ton/tahun, (sejak tahun
1955 TSP diubah menjadi pupuk SP-36).
c.
Unit produksi III atau Unit Asam Fosfat
Beroperasi sejak tahun 1984,
terdiri dari 4 pabrik :
- Pabrik Asam Sulfat, dengan kapasitas
171.000 ton/tahun, dipakai untuk bahan baku pembuatan pupuk TSP.
- Pabrik asam Fosfat dengan kapasitas
510.00 ton/tahun dipakai untuk bahan baku pembuatan asam fosfat dan pupuk ZA
- Cement Retarder, dengan kapasitas 440.000
ton/tahun dipakai untuk industri semen sebagai bahan penolong untuk mengatur
waktu pengerasan.
- Aluminium Florida, dengan kapasitas
12.600 ton/tahun dipakai sebagai bahan untuk menurunkan titik lebur pada
industri peleburan aluminiun.
Adapun mengenai proses
produksinya adalah sebagai berikut :
1.
Proses pre granulating
Yaitu proses pencapuran awal
bahan baku berbentuk padatan (solid) yang terdiri dari Amonium sulfat (ZA), Urea,
Potasium Klorida (KCl) dan filler. Proses tersebut terjadi didalam pug mill
yang dilengkapi oleh double screw inclined conveyor, berfungsi untuk
mencampurkan semua bahan baku dan recycle solid serta memungkinkan penambahan
bahan baku cair/ gas seperti asam sulfat, steam dan amoniak untuk meningkatkan
produktivitas unit granulasi. Tetapi saat in pug mill hanya sebagai mixer solid
saja. Produk yang keluar dari pug mill selanjutnya dialirkan kedalam dru
granulator dan akan mengalami proses granulasi.
2.
Reacting
Yaitu proses reaksi awal
bahan baku berbentuk cair antar asam Fosfat dengan amoniak. Dalam proses ini
Asam Sulfat dinetralkan dengan amoniak hingga mencapai mol ratio N/P antara i
sampai dengan 1,8. Proses netralisasi ini berlangsung dalam reaktor pipa yang
dipasang sedemikian rupa sehingga slurry (campuran amoniak dan asam fosfat)
tertuang kedalam granulator.
3.
Proses Granulatting
Yaitu proses untuk perbrsaran
ukuran suatu massa dari partikel-partikel yang ukurannya lebih kecil, dimana
sifat kimia dari bahan pembentuk masih dapat diidentifikasi dan kemungkinan
juga sebagian berubah dengan adanya reaksi kimia. Proses ini terjadi di
granolator, yaitu alat terjadinya proses granulasi yang merupakan proses utama
dalam pembuatan pupuk.
4.
Proses drying
Yaitu proses pengeringan pupuk
setelah mengalami gramulatting. Dryer berbentuk rotary drum yang akan
mengeringkan dari gramulator butiran
pupuk hingga kadar airya mencapai 1-1,5% dengan menggunakan udara pengering.
5.
Proses screening
Yaitu proses penyalingan awal
butiran pupuk yang akan melewati screen. Screen bertipe double check ini
digunakan karena memiliki efesiensi yang tinggi dan kemudahan dalam
pemeliharaan dan pembersihannya. Butiran pupuk yang sesuai dengan yang
diharapkan maka akan melewati screen feeder akan langsung menuju small recycle
regulator lalu ke regulator bin.
6.
Proses polishing screening
Pada proses ini terjadi penyaringan
akhir butiran pupuk dari ukuran produk yang tidak diharapakan (undersize) hal
ini dilakukan untuk menghilangkan butiran haus yang selanjutnya akan
digabungkan dengan aliran proses recycle. Sisa butiran pupuk yang ukurannya
sesuai (on size) yang biasanya berlebih akan dikembalikan menuju recycle balt
conveyor melalui hopper. Peratian khusus ditujukan pada recycle belt conveyor
dikarenakan dioperasikan dalam kecepatan rendah, hal ini dilakukan untuk
mencegah terbuangnya produk. Recyle conveyor akan mengumpulkan produk yang
sudah dihancurkan oleh crusher, butiran halus yang berasal dari screen dan
kelebihan produk yang nantinya menuju granulator elevator.
7.
Proses cooling
Yaitu proses pendinginan
butiran pupuk yang telah melalui proses penyaringan. Butiran pupuk dialirkan
menuju fluid bed cooler yang akan menurunkan temperatur dengan menggunakan
udara ruang dan udara pendingin.
8.
Proses coating
Yaitu proses pelapisan
butiran pupuk, ini sangat penting dikarenakan sifat higrokopis bahan baku pupuk
yang dapat mempercepat proses penggumpalan.
9.
Proses bagging
Merupakan proses akhir disini
pupuk akan mengalami proses pengantongan yang dibantu oleh operator. Disi ada 2
tahap yaitu tahap pembungkusan dengan pemberian plastik dan tahap
pembungkusan dalam bentuk karung.
PT. Petrokimia memiliki
anak-anak perusahaan, adapun anak-anak perusahaannya antara lain :
1.
PT Petrokimia Kayuku (Beroperasi mulai tahun 1977) merupakan hasil
kerjasama PT. Petrokimia Grisik (Petrosero) 60 % dengan Nippon Kayaku 20% dan
Mitsubisi 20%. Hasil produksinya meliputi :
-
Pestisida cair 3.600 klt/tahun
-
Pestisida Butir 12.600ton/tahun
-
Pestisida tepung 1.800 ton/tahun
2.
PT. Petrosida Gresik
Menghasilkan bahan aktif
pestisida, sahamnya secara penuh dikuasai oleh PT Petrokimia Gresik (Persero).
Beroperasi mulai tahun 1984 dan dimaksudkan untuk memasokan bahan baku PT.
Petrokimia Kayaku. Jenis produksinya antara l BPMC, MIPC, Diazinon, Karbofuran,
Karbaril.
3.
PT. Petronika
Merupakan patungan antar PT
Petrokimia Gresik (Persero)20% dengan Nippon Indonesia Kazaisai 80% beroperasi
mulai tahun 1985. Hasil Produksinya DOP 30.000 ton/tahun.
4.
PT. Petrowidada
Patungan antara PT.
Petrokimia Gresik (persero) dengan PT Witulan Daewoo, PT. Etering Wahanatata.
Hasil produksinya meliputi Phthalic Anhydride (PA) 30.000 ton/tahun dan Maleic Anhydride (MA) 1.200ton/tahun.
Beroperasi 1988.
5.
PT. Petrocentral
Beroperasi mulai 1990,
menghasilkan Sodium Tripoly Phosphate (STPP) 40.000 ton/tahun.
6.
PT. Kawasan Industri Gresik
Merupakan patungan antara PT.
Petroimi Gresik (Persero) 35% dan PT. Semen Gresik 65%. Perusahaan ini
menyediakan kaveling Industri siap pakai seluas 135 ha termasuk ekspor
processing zone (Epz)
7.
PT. Puspetrido
Beroperasi mulai tahun 1992,
merupakan patungan antara PT. Petrokimia Gresik (Pesero) dengan PT. Pusri , PT.
Rekayasa Industri, PT. Mapindo Parama, dan Baloke Durrag. Hasil produksinya antra lain : Bejana
bertekanan, Menara, Alat penukar panas, peralatan Crycgenic.
C.
PERUSAHAAN PT. EAST WEST SEED
PT East West Seed Indonesia adalah perusahaan benih sayuran
terpadu pertama di Indonesia yang menghasilkan benih unggul sayuran
melalui kegiatan Pemuliaan Tanaman (Plant Breeding) yang kantor pusatnya
terletak di Purwakarta Jawa Barat. Dalam pengembangan benih PT East West Seed Indonesia menempatkan beberapa tanaga
ahli profesional dari dalam dan luar negeri, dan hasil penelitian dan
pengembangan benih sayuran ini
diproduksi, diproses dan dikemas serta dipasarkan untuk petani Indonesia dengan
merek dagang “Cap Panah Merah”. PT. EWSI didirikan pada tahun 1990 dan
diresmikan pada tanggal 11 Juni 1991 oleh Menteri Pertanian RI yang pada waktu itu adalah
Bapak Ir. Wardoyo. PT. EWSI memulai kegiatannya dari pemuliaan tanaman yang dilanjutkan dengan produksi, processing, penyimpanan benih dan pemasaran.
Perusahaan ini memproduksi benih yang cocok untuk dataran
rendah, menengah serta dataran tinggi. Hal itu memungkinkan tingkat adaptasi
yang tinggi
di berbagai tempat di Indonesia.. Hingga saat ini perusahaan
ini telah menghasilkan benih-benih sayuran dan buah-buahan yang beraneka
ragam yaitu antara lain benih cabe besar, cabe rawit, cabe
keriting, kacang panjang, buncis, paria, oyong, ketimun, melon, semangka,
labu, kubis, cabe, terong, kangkung dan lain-lainnya. Sesuai
dengan misinya untuk selalu menghasilkan benih sayuran bermutu tinggi
untuk petani Indonesia, PT East West Seed Indonesia terus membenahi
sistem mutunya dengan sukses
meraih sertifikat Quality
Management System ISO
9001:2000 dan LSSM-BTPH.
PT. East West Seed Indonesia memiliki visi “PT. East West
Seed Indonesia bertekad menjadi perusahaan benih sayuran nomor 1 di Indonesia.
Perusahaan ini memiliki misi :
1.
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
2.
Menghasilkan benih bermutu tinggi
3.
Mengembangkan dan menerapkan teknologi perbenihan secara terus menerus
4.
Meningkatkan kesejahteraan karyawan
5.
Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia
6.
Memberikan consultatif selling kepada pelanggan
7.
Selalu berinovasi dalam pemenuhan kepuasan pelanggan
8.
Turut serta dalm pengembangan perbenihan nasional.
PT East West Seed Indonesia memiliki
struktur organisasi sebagai berikut :
PT. East West Seed Indonesia memperkerjakan staf-staf yang
berpengalaman yang tersebar dibeberapa provinsi termasuk diantarnya staf ahli
dari Belanda yang berpengalaman dan banyak memberikan bantuan teknologi kepada
staf lokal terutama dalam hal pemuliaan tanaman
dalam usaha bebas hama dan penyakit. Selain itu perusahaan memperkerjakan sekitar 500 karyawan untuk membantu kegiatan rutin
sehari-harinya.
Dalam usaha pengembangannya, perusahaan ini memiliki langkah
- langkah penelitian sebagai berikut : mula-mula petugas lapangan melakukan
penukaran dengan instansi lain seperti Balisca atau perusahaan benih lain lalu
dilakukan pengelompokan semua koleksi
benih berdasarkan spesiesnya ditanam untuk dilakukan pengujian. Seleksi dilakukan
beberapa periode musim untuk mendapatkan galur murni biasanya 4-7 kali. Pada
periode ke-4 mulai dilakukan rekomendasi baik untuk mendapatkan keturunan baru
yang berbeda dengan induknya maupun untuk melihat daya gabug dari masing-masing
galur. selanjutnya dilakukan pengujian nomor-nomor hasil silang kemudian diseleksi
lagi dengan 3 tahap, untuk nomor-nomor terbaik pada nomor awal akan dilakukan
pengujian pada tahap berikutnya, nomor terbaik hasil pengujian dilahan peneliti
akan diuji dilahan petani dibeberapa tempat di Indonesia dan nomor terbaik
menurut hasil referensi petani akan diproduksi ulang untuk dikomersialisasikan.
PT. East West Seed Indonesia memiliki bidang usaha sebagai berikut :
1)nMenjalankan usaha dalam bidang perdagangan umum termasuk perdagangan ekspor, impor antar pulau atau antar daerah dari benih sayuran.
2)nMenjalankan usaha sebagai supplier, distributor dan agen usaha perdagangan, dalam negeri untuk benih unggul sayuran.
3)nMenjalankan usaha dalam bidang penjualan benih sayuran secarakridit.
4)nMenjalankan usaha dalam bidang penelitian dan pengembangan pemuliaan
tanaman.
III. PENUTUP
A.Kesimpulan
Semua perusahaan apapun bentuknya tentu memerlukan suatu
pembiayaan. Perusahaan agribisnis baik yang berada di sub sistem hulu, hilir,
usahatani dll juga memerlukan pembiayaan. Perusahaan agribisnis di subsistem
hulu yaitu perusahaan yang bergerak dibidang pengadaan sarana produksi
pertaniaan. Untuk perusahaan yang bergerak di pengadaan pupuk misalnya
perusahaan PT. Petrokimia dan perusahaan yang bergerak dipengadaan benih
contohnya PT. East West Seed Indonesia.
Perusahaan PT. Petrokimia merupakan perusahaan yang
bergerak di penyediaan pupuk, pupuk yang di produksi antara lain : ZA, Urea, SP-36,
dll. Sedangkan Perusahaan PT East West
Seed bergerak dipenyediaan benih sayuran dengan Merk dagang Cap Panah Merah
menyediakan benih terung, bayam, sawi, kangkung, cabai, cabe rawit, seledri,
timun, oyung dll
B.
Saran
Mengingat gencarnya aksi demo pupuk organik maka
sebaiknya PT. Petrokimia juga memproduksi pupuk organik dan pestisida organik
sehingga dapat mendukung tumbuh berkembangnya pertanian organik di Indonesia
sehingga tidak membawa dampak negatif bagi ekologi. PT East West Seed
diharapkan dapat terus memproduksi bibit unggul segingga dapat mengurangi biaya
pengendalan hama.
http://www.scribd.com. diakses pada 5 oktober 2012
http://digilib.petra.ac.id. diakses 5 oktober 2012 6 oktober 2012