Kegiatan Belajar 1
Unsur-unsur Penting
dalam Perkembangan Penyakit
Perkembangan
penyakit tumbuhan ditentukan oleh interaksi antara tiga komponen penting
penyakit tumbuhan, yaitu inang yang rentan, potogen yang virulen, serta
lama dan intensitas faktor lingkungan
yang sesuai bagi perkembangan patogen.
A.
Peranan Faktor Tanaman
Inang
Epidemi hanya
terjadi jika terdapat tumbuhan rentan yang ditanam secara meluas, terlebih bila
ditanam secara monokultur. Dengan demikian perubahan cara bercocok tanam dan
pengembangan kultivar baru dengan ketahanan vertikal sangat menentukan
terjadinya epidemi.
B.
Peranan Faktor Patogen
Patogen yang
virulen memiliki kemampuan untuk menginfeksi tanaman inangnya secara cepat dan
berkembang baik dengan cepat pula untuk menghasilkan sumber inokulum yang lebih
banyak. Patogen-patogen membentuk beberapa macam inokulum.
Pada umumnya
penyebaran patogen terjadi secara pasif, walaupun beberapa jenis bakteri dan
nematoda dapat “berenang” untuk penyebaran dalam jarak yang sangat pendek.
Agnesia penyebar patogen yang penting adalah air, angin, serangga, hewan-hewan
lain, dan manusia
.
C.
Peranan Faktor
Lingkungan
Keadaan
lingkungan dapat mempengaruhi keadaan
patogen dan tanaman inang. Kondisi lingkungan menentukan perkembang biayakan ,
penyebaran, dan kemampuan menginfeksi patogen. Selain itu, kondisi lingkungan
juga mempengaruhi jumlah dan aktivitas (serangga) vektor. Faktor lingkungan
terpenting yang dapat mempengaruhi perkembangan epidemi penyakit adalah
kelembaban, dan suhu.
D.
Peranan Faktor Budidaya
Tanaman Yang dilakukan Manusia
Aktivitas
manusia berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap terjadinya
perkembangan penyakit, serta dapat meningkatkan atau menurunkan kemungkinan
terjadinya epedemi. Aktivitas bercocok tanam oleh manusia mencakup antara lain
kegiatan-kegiatan memilih lokasi, memilih bahan tanaman, menentukan teknik
budidaya dan cara pengendalian hama dan penyakit tumbuhan.
Kegiatan Belajar 2
Pola Perkembangan
Penyakit dan Pengukuran Penyakit
A. Pola
Perkembangan Penyakit
Dalam kurun
waktu tertentu dapat digambarkan dalam bentuk kurva perkembangan penyakit.
Secara umum pola perkembangan penyakit dapat dibedakan menjadi 3 bentuk kurva,
yaitu 1). Kurva jenuh untuk penyakit
monoseklik, 2). Kurva segmoit untuk penyakit poliseklik, dan 3). Kurva bimodal
untuk penyakit yang menyerang organ-organ tertentu tanaman.
B. Pengukuran
Penyakit dan Kehilangan Hasil
Pengukuran
penyakit tanaman dilakukan untuk mengukur perkembangan penyakit (epedemik)
dalam suatu tempat dan waktu secara kuantitatif dan juga untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit. Pengukuran pennyakit
tumbuhan umumnya mencakup 3 hal penting, yaitu :
1.
Kejadian penyakit (kp),
yaitu proporsi tanaman sakit atau yang menunjukan gejala dalam suatu pupolasi
tanaman tertentu, tanpa memperhitungkan berat atau ringannya tingkat serangan.
Rumusnya :
n = jumlah
tanaman yang terserang
N = jumlah
tanaman yang diamati
2. Keparahan
penyakit atau intensitas penyakit (ip), yaitu proporsi area tanaman yang rusak
atau menunjukan gejala penyakit dalam
satu tanaman. Rumus menurut Townsend dan
Heuberger.
Ni
= jumlah tanaman dengan skor ke-I
Vi
= nilai kategori serangan (I = 0,1, 2,
3,……, sampai t – skor tertinggi)
V
= nilai kategori serangan tertinggi
3. Kehilangan
hasil akibat penyakit tanaman adalah proporsi dari hasil yang tidak dapat
dipanen karena kerusakan yang disebabkan oleh penyakit secara langsung atau
karena penyakit menyebabkan tanaman tidak dapat berproduksi.
Kegiatan Belajar 3
Peramalan
Penyakit Tumbuhan
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menyusun sistem peramalan yang bermanfaat antara lain :
1.
Tumbuhan merupakan
tanaman yang penting
2.
Penyakit dapat
menimbulkan kerugian besar pada keadaan – keadaan tertentu
3.
Diperlukan keterangan
yang cukup mengenai pengaruh berbagai faktor linkungan terhadap perkembangan
penyakit
4.
Petani memiliki
pemahaman yang baik tentang sistem peramalan dan siap menerapkannya
5.
Untuk penyakit yang
bersangkutan telah tersedia cara pengendalian yang tepat
6.
Tersedia tenggang waktu
yang cukup panjang antara diumumkannya hasil peramalan dengan kemungkinan
timbulnya epidemi.
A. Rumus
Epidemologi Sebagai Dasar Peramalan Penyakit
Untuk penyakit
terbawa tanah, seperti penyakit akar merah pada the (Ganoderma
pseudoferreum), penyakit akan meluas dengan laju yang lambat.
Pada penyakit
yang berkembang lambat, perkembangan penyakit dapat dihitung dengan rumus :
Xt
= x0 + x0rt atau xt = x0 (1 + rt)
Xt jumlah tanaman sakit setelah jangka waktu
t
X0 jumlah tanaman sakit awal (t=0)
e koefisiensi
(2,7182)
r laju
infeksi (pertambahan tanaman persatuan waktu)
t jangka
waktu berlagsungnya epedemi
Sedangkan untuk penyakit yang berkembang
cepat,yaitu bila t cukup besar dapat di gunakan rumus :
Xt
= x0. ert
B.
Beberapa Contoh Sistem Peramalan
Sistem peramalan
tersebut ada yang didasarkan atas pengamatan cuaca, populasi spora, dan
populasi serangga vektor.
1.
Sistem peramalan
berdasarkan jumlah inokulum awal.
Untuk melakukan
peramalan di adakan pengamatan terhadap daun yang gugur pada musim semi untuk
menentukan saat terlepasnya askus poral. Pengamatan selanjutnya juga dilakukan
terhadap kondisi cuaca untuk meramalkan kemungkinan faktor cuaca yang kondosif
untuk perkembangan inukulom sekunder.
2. Sistem
peramalan berdasarkan keadaan cuaca
a.
Sistem peramalan
berdasarkan populasi serangga vektor
Bakteri
penyebab layu jagung di Amerika Serikat bertahan hidup selama musim dingin di
dalam tubuh serangga vektornya, yaitu sejenis kumbang.
b.
Sistem peringatan dini
untuk petani
Dengan
sisitem peramalan penyakit berbasis komputer sangat dimungkinkan untuk
membangun sistem peringatan dini bagi petani sehingga petani dapat segera
melakukan usaha pencegahan penyakit sedini mungkin. (k4:Hendra Saputra,M. Humaidi,Nely Elyani,Siti Elis Dayanti,Suryati)